Posts

Showing posts from May, 2007

Tanpa Tes Psikologi, Calon Anggota KPID Jatim Bisa Ikut Fit and Proper Test

Image
Teks Foto: - Dua diantara lima calon anggota KPID yang di fit and proper test pada sesi pertama. Foto: RIZKA. suarasurabaya.net | Calon anggota Komisi Penyiaran Daerah (KPID) Jatim tetap bisa ikut fit and proper test meski tanpa tes psikologi. Dilaporkan MARTHA reporter Suara Surabaya, AHMAD HAKIM JAYLI calon anggota KPID Jatim tidak ikut tes psikologi, tapi ia ikut tahapan fit and proper test yang digelar komisi A DPRD Jatim, Selasa (08/05) hari ini. Hal ini sempat jadi polemik di internal komisi A DPRD Jatim. Sebagian anggota dewan menolak HAKIM ikut fit and proper test , sebagian lainnya memperbolehkan. KUSNADI Wakil Ketua Komisi A DPRD Jatim mengatakan, ada kriteria penilaian yang sudah dibuat. Masing-masing tahapan yang diikuti calon anggota KPID mempunyai prosentasi nilai. Kalau ada calon anggota KPID yang tidak ikut tes psikologi prosentase nilainya akan berkurang, tapi tetap berhak ikut tahapan tes berikutnya. KUSNADI menambahkan proses seleksi anggota KPID Jatim bebas inte

Kasus Banser-Jawa Pos dan Konstruksi Realitas Media

Image
Konflik yang terjadi antara Banser dengan Jawa Pos, pada tahun 2001 pada dasarnya merupakan akibat langsung dari Berita yang dikonstruksi Jawa Pos terhadap tiga peristiwa yang menyangkut posisi dan citra NU dan para pemimpinnya. Penolakan publik atas konstruksi peristiwa tersebut didasari oleh aktivitas pemaknaan subyektif kelompok dengan menggunakan komunikasi politik secara organisasional maupun interpersonal. Resolusi konflik terganggu karena terjadi perbedaan persepsi dan miskomunikasi selama berlangsungnya proses negosiasi yang sedang berupaya mencari titik temu antara kepentingan media dalam mempertahankan integritas pers dan independensinya dengan kepentingan publik untuk mengembalikan citra. Di level teks, ditemukan beberapa poin dalam elemen struktur framing yang menjadi penyebab ketegangan Jawa Pos dengan pembaca, baik yang menyangkut teknis pemilihan dan penggunaan kata yang menyusun kalimat berita, tidak terpenuhinya prinsip dasar jurnalistik maupun dalam pemilihan tema

Kedigdayaan Media, Keberdayaan Pemirsa

Image
Kebutuhan akan media, kurang lebih sama dengan kebutuhan manusia akan kehidupan. Karena pada dasarnya media atau pers adalah extension of man , perpanjangan dari umat manusia dalam berkomunikasi. Maka kehadiran media, termasuk media massa menjadi sebuah keniscayaan. Semakin tingginya teknologi komunikasi dan informasi yang kini berkembang, menambah ketergantungan manusia pada media. Para pembaca koran, pemirsa televisi dan para netter internet semakin dimanjakan dengan peningkatan layanan media karena kemajuan teknologi yang dimilikinya. Lihatlah betapa senangnya para penggemar bola ketika televisi menyajikan siaran langsung Piala Dunia (World Cup 2006) tanpa harus terbang ke Jerman di Eropa sana . Hampir semua stasiun televisi menyiapkan acara untuk ibu-ibu rumah tangga mulai jam 7 sampai jam 12 siang, sebagai teman di kala sendiri ketika anak-anak ke sekolah dan suami sedang bekerja. Tak kalah seru program untuk anak-anak. Selain faktor teknologi, sistem media di Indonesia y

Generasi Sinetron

Image
Awalnya adalah telenovela . Sebuah paket acara televisi yang diimpor dari Amerika Latin. Mereka menyebutnya Television Novela, di Amerika galib disebut (Movie) Made for Television (MTV). Drama televisi yang berkisah tentang cinta dalam kultur dan konflik keluarga. Di awal tahun 1990-an, bersamaan dengan merebaknya televisi swasta, telenovela hadir menyapa pemirsa Indonesia yang jenuh dengan tayangan konservatif dari layar kaca TVRI. Korban pertama, adalah ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri. Waktu itu Telenovela berjudul Cassandra , begitu populer. Ada getaran (arrousal) , ketika mereka mengikuti seduh-sedan alur cerita yang dimainkan para tokohnya. Alur klimaks cerita yang berderu dan bergelombang, naik-turun, diulur-ulur dan cenderung berbelit, semakin membuat mereka terikat dan jatuh hati pada telenovela. Permainan emosi, semakin seru dengan adanya teknik memotong alur cerita di saat menjelang klimaks, melalui jeda episode. Pemirsa dipaksa menunggu tayangan berikutnya untuk m