Skip to main content

Arah dan Prinsip Dasar TV Religi

Banyak kalangan bertanya. Kemana saya harus membawa arah TV9 sebagai televisi segmented religi milik NU di tengah arus bisnis komunikasi yang makin kompetitif? Saya jawab: "Ya... harus mengacu pada misi risalah utama Nabi Muhammad saw, yakni penyempurnaan akhlaq manusia (li-utammima makarimal akhlaq). TV9 harus mampu menjalankan bisnis siarannya tanpa harus keluar dari batasan dan koridor prinsip dasarnya." Apa saja?

Setidaknya ada tiga prinsip yang harus diugemi oleh tv9: sebagai media berdakwah, sebagai media penebar prinsip NU dan ketiga sebagai karakter media itu sendiri. Ketiganya harus menyatu dalam platform tv9, di samping harus menjalankan misi sebagai lembaga bisnis.

Prinsip Dasar Dakwah:
o Mengajak audiens pada ‘jalan ridla-Nya’ dengan cara: Hikmah (pesan lembut, non verbal namun penuh makna dan efektif), Mau’idzah Hasanah (pesan deskriptif, gamblang, mengarahkan, deskriptif, verbal, harus menarik, komunikatif), Mujadalah (pesan argumentative-persuasif, setara, dialog, partisipatif, tak menggurui);
o Setiap manusia memiliki tugas kehidupan di dunia untuk: Menunjukkan dimana kebaikan berada (yad’una ilal khairi), Menyerukan untuk melaksanakan kebaikan (Amar Ma’ruf), Menghindarkan dari kemunkaran (nahi munkar)
o Dalam melakukan dakwah harus mampu berkomunikasi berdasarkan segmen/Status Sosial Ekonomi (SES): menyesuaikan kadar kemampuan penerimaan (logika) audiensnya (kallimun-nas biqadri ‘qulihim).
o Sebagai penyampai pesan (an-naba’, berita), maka media (an-nabi’) harus memenuhi prasyarat dasar penyampaian pesan (nubuwwah): Shiddiq: jujur, apa adanya, actual, tidak bohong (kidzib), Amanah: professional, akuntable, tidak one prestasi (khianat); Tabligh: komunikatif, focus, by order, bertanggung jawab, tidak menyembunyikan berita (kitman); Fathanah: cerdas, kreatif, up to date, tidak out of date (biladah)

Prinsip Dasar NU
o Berupaya menjadikan masyarakatnya terbaik dengan menggunakan prinsip Manusia Terbaik (Mabadi Khaira Ummah)
o Menjadikan ulama sebagai pemimpin, harus dihormati dan diikuti, karena: Pewaris dan penurus misi nabi (waratsatul anbiya’), Penerang kehidupan dunia (syurujud dun-ya), Lentera panutan di akhirat (mashabihul akhirah)
o Sikap Kemasyarakatan NU: Tawasuth (garis tengah, tidak radikal), Tasamuh (moderat, lembut, tidak radikal), Tawazun (berimbang, titik temu, equal), I’tidal (berprinsip, tegas, istiqamah)

Prinsip Dasar TV sebagai media terikat pada empat fungsi pers”
o To inform (lil-isy’ar): memberikan informasi, berita, kabar (an-naba’)
o To educate (lit-tarbiyah): memberikan pendidikan kepada masyarakat luas (audience)
o To entertain: memberikan hiburan melalui tayangan televisi
o Social Control: melakukan pengawasan dan kritik social terhadap praktek kehidupan sehari-hari dalam rangka meningkatkan kemaslahatan ummat.

Comments

Popular posts from this blog

Obituari Kyai Mukhlason: 'Lentera' Itu Telah Padam

Namanya Kyai Muhlashon. Usianya sebaya dengan ayahandaku, 65-an tahun. Konon mereka berdua, satu pondok nyantri ke Kyai Jazuli, Ploso, Kediri. Karenanya, dia selalu baik padaku. Terasa sekali, kalau dia menganganggapku anak. Walau dia bungkus dengan sebuah penghormatan 'formal' padaku. Dia selalu memposisikan 'bertanya' kepadaku. Hanya karena dia pengurus MWC (pengurus NU di tingkat kecamatan). Sehingga merasa harus bertanya dan 'taat' pada kebijakan Pengurus Cabang. Acapkali aku merasa risih. Bukan hanya karena selisih umur yang hampir separuh, tetapi juga karena beliau syuriyah NU, pemegang kebijakan tertinggi di NU. Bahkan Rois Syuriyah. Sementara aku hanya tanfidziyah (pelaksana), dan itupun hanya sekretaris. Belum lagi, bila diperbandingkan 'jasa' beliau membina ruhani dan syari'at ummat. Waduh, gak ada apa-apanya. Aku hanya sebutir pasir di tengah gurun perjuangan yang dia jalani selama ini. Betapa tidak. Tiap malam, dia mengasuh pengajian ruti

Sindikasi Media-Media NU

Liberalisasi ekonomi di Indonesia berakibat pada penguasaan sektor strategis oleh pihak swasta terutama swasta asing. Eksistensi kita sebagai bangsa menjadi terancam. Bila tak ada perlindungan memadai dari negara, maka bisa dipastikan rakyat Indonesia akan menjadi obyek langsung liberalisme dan kapitalisme dunia. Salah satu sektor strategis yang hampir sepenuhnya dikuasai swasta (domestik dan asing) adalah sektor media. Oligopoli industri media telah membawa Indonesia pada ancaman serius di bidang kebudayaan mengingat industri media lebih menempatkan aspek bisnis sebagai misi utama mengesampingkan aspek budaya baik berupa norma sosial maupun agama. Sinyalemen Pakar Komunikasi Massa Dennis Mc Quail: conten of the media always reflects who finance them (isi media apa kata siapa pemilik media) benar-benar terbukti. Ketika Media dimiliki oleh kaum kapitalis (sebagian di antaranya kapitalis media internasional), maka pesan yang keluar dari media (cetak, elektronik dan internet) lebih

Televisi dan Cinta Kiai Nizar pada Gus Dur

Malam Ahad, 28 Shafar 1444 Hijriyah, bertepatan 24 September 2022, digelar peringatan 21 tahun wafat KH Nizar Hafidz, Pengasuh PP Hidayatullah, Tampung, Kalirejo, Kecamatan Gondangwetan, Pasuruan. Saya mencoba mengenang sosok istiqamah, sabar, alim, dan sangat mencintai ilmu ini. Semoga menjadi ibarat dan isarat kebaikan bagi kita semua. Kiai Nizar adalah suami Bik Roh, bibi (adik abah) saya, Nyai Hariroh binti KH Birrul Alim. Karenanya, saya memanggil Kiai Nizar dengan Man Nizar. Man Nizar lama mondok di Sidogiri, era Kiai Abdul Jalil, Kiai Abdul Adzim hingga Kiai Kholil. Man Nizar diambil menantu untuk mengembangkan Pondok Tampung oleh Mbah Birrul Alim yang pernah menjadi pengasuh sementara Sidogiri saat transisi kepangasuhan dari Kiai Jalil ke Kiai Kholil Nawawi.  Mbah Birrul Alim sendiri menjadi pengasuh Pondok Tampung, karena sebagai santri senior di Pondok Sidogiri, diambil menantu Mbah Tolchah Tampung, dinikahkan dengan Nyai Masniyah (ibu abah saya, Kiai Muzakki). Begitulah tra