Skip to main content

Menulislah, Seperti Kala Kita Ngobrol..

Menulis itu tak sulit. Tapi akan jadi sulit kalau tak mencoba. Menulis seperti berenang. Tak cukup dengan hanya membaca buku 'cara berenang'. Berenanglah... Mungkin kita nyaris tenggelam, gelagapan. Tapi setelah itu kita akan belajar, bagaimana agar tidak tenggelam.. Lama-lama kita akan bisa berenang.

Menulis sama dengan bicara. Sama-sama berkomunikasi. Kita menulis, karena kita ingin bercerita kepada orang lain. Bukan pada diri (saja). Maka kita harus tahu diri, bahwa tulisan kita harus dimengerti orang lain.

Menulislah... Tapi simak dulu, sebuah perbincangan 'chatting' dengan kawan berikut ini. Ketika aku diminta mengomentari tulisan di 'blog'-nya.

hakimjayli: ide tulisanmu udah bagus...
hakimjayli: tapi...
tera' athena: apa?
hakimjayli: kamu harus bisa mengendalikan perasaanmu sendiri...
hakimjayli: kamu masih terlihat menumpuk emosimu..
hakimjayli: emosi: bukan berarti kemarahan, lho...
hakimjayli: kamu harus bisa memanage emosimu
hakimjayli: agar kamu bisa mengatur alur emosi tulisanmu..
hakimjayli: menulis itu seperti film...
hakimjayli: ada fluktuasi yang bisa membawa emosi penikmatnya...
hakimjayli: naik-turun..
hakimjayli: ada klimaks dan anti klimaks
tera' athena: hehe
hakimjayli: tapi itu kata penulis toooopppppp...
hakimjayli: untuk menuju ke sana butuh dilatih...
hakimjayli: dan melatih diri...
hakimjayli: teruslah menulis...
hakimjayli: kamu sudah memulainya dengan baik...
tera' athena: menulis sering malesnya pak
hakimjayli: jangan lupa, seringlah baca tulisan orang lain
tera' athena: apalagi baca
hakimjayli: sebagai inspirasi dan gali ide
tera' athena: sy rada alergi
tera' athena: sy gk suka baca
tera' athena: kalo kepepet n kepaksa baru mau baca
hakimjayli: sama
tera' athena: oo
hakimjayli: aku juga baca kalau kepepet..
hakimjayli: tapi aku suka koleksi buku atau majalah..
hakimjayli: agar waktu kepepet, saya bisa langsung baca
tera' athena: mending
tera' athena: ide kreatip
hakimjayli: menulis, paling mudah mbayangin, kita lagi ngobrol dengan orang
tera' athena: ?
hakimjayli: lagi bertutur tentang sesuatu yang kita alami
hakimjayli: atau kita rasakan
hakimjayli: kalau dibyangin ngobrol, pasti kita akan bercerita dengan bahasa yang dipahami orang di depan kita
hakimjayli: kita berbahas, menurut bahasa dia
hakimjayli: bukan bahasa kita
hakimjayli: karena esensi menulis adalah berkomunikasi
hakimjayli: dan berkomunikasi itu harus nyambung dengan pembacanya..
tera' athena: ooo
tera' athena: :)
hakimjayli: tulisan tak perlu panjang
tera' athena: :)
hakimjayli: bukankah anggukan kepala sambil tersenyum ramah, lebih berkesan dari pada kita ngomong satu jam, tapi dengan cemberut...
tera' athena: hehehe
tera' athena: iya

Comments

Popular posts from this blog

Obituari Kyai Mukhlason: 'Lentera' Itu Telah Padam

Namanya Kyai Muhlashon. Usianya sebaya dengan ayahandaku, 65-an tahun. Konon mereka berdua, satu pondok nyantri ke Kyai Jazuli, Ploso, Kediri. Karenanya, dia selalu baik padaku. Terasa sekali, kalau dia menganganggapku anak. Walau dia bungkus dengan sebuah penghormatan 'formal' padaku. Dia selalu memposisikan 'bertanya' kepadaku. Hanya karena dia pengurus MWC (pengurus NU di tingkat kecamatan). Sehingga merasa harus bertanya dan 'taat' pada kebijakan Pengurus Cabang. Acapkali aku merasa risih. Bukan hanya karena selisih umur yang hampir separuh, tetapi juga karena beliau syuriyah NU, pemegang kebijakan tertinggi di NU. Bahkan Rois Syuriyah. Sementara aku hanya tanfidziyah (pelaksana), dan itupun hanya sekretaris. Belum lagi, bila diperbandingkan 'jasa' beliau membina ruhani dan syari'at ummat. Waduh, gak ada apa-apanya. Aku hanya sebutir pasir di tengah gurun perjuangan yang dia jalani selama ini. Betapa tidak. Tiap malam, dia mengasuh pengajian ruti

Sindikasi Media-Media NU

Liberalisasi ekonomi di Indonesia berakibat pada penguasaan sektor strategis oleh pihak swasta terutama swasta asing. Eksistensi kita sebagai bangsa menjadi terancam. Bila tak ada perlindungan memadai dari negara, maka bisa dipastikan rakyat Indonesia akan menjadi obyek langsung liberalisme dan kapitalisme dunia. Salah satu sektor strategis yang hampir sepenuhnya dikuasai swasta (domestik dan asing) adalah sektor media. Oligopoli industri media telah membawa Indonesia pada ancaman serius di bidang kebudayaan mengingat industri media lebih menempatkan aspek bisnis sebagai misi utama mengesampingkan aspek budaya baik berupa norma sosial maupun agama. Sinyalemen Pakar Komunikasi Massa Dennis Mc Quail: conten of the media always reflects who finance them (isi media apa kata siapa pemilik media) benar-benar terbukti. Ketika Media dimiliki oleh kaum kapitalis (sebagian di antaranya kapitalis media internasional), maka pesan yang keluar dari media (cetak, elektronik dan internet) lebih

Televisi dan Cinta Kiai Nizar pada Gus Dur

Malam Ahad, 28 Shafar 1444 Hijriyah, bertepatan 24 September 2022, digelar peringatan 21 tahun wafat KH Nizar Hafidz, Pengasuh PP Hidayatullah, Tampung, Kalirejo, Kecamatan Gondangwetan, Pasuruan. Saya mencoba mengenang sosok istiqamah, sabar, alim, dan sangat mencintai ilmu ini. Semoga menjadi ibarat dan isarat kebaikan bagi kita semua. Kiai Nizar adalah suami Bik Roh, bibi (adik abah) saya, Nyai Hariroh binti KH Birrul Alim. Karenanya, saya memanggil Kiai Nizar dengan Man Nizar. Man Nizar lama mondok di Sidogiri, era Kiai Abdul Jalil, Kiai Abdul Adzim hingga Kiai Kholil. Man Nizar diambil menantu untuk mengembangkan Pondok Tampung oleh Mbah Birrul Alim yang pernah menjadi pengasuh sementara Sidogiri saat transisi kepangasuhan dari Kiai Jalil ke Kiai Kholil Nawawi.  Mbah Birrul Alim sendiri menjadi pengasuh Pondok Tampung, karena sebagai santri senior di Pondok Sidogiri, diambil menantu Mbah Tolchah Tampung, dinikahkan dengan Nyai Masniyah (ibu abah saya, Kiai Muzakki). Begitulah tra